Sabtu, 04 April 2015

Pengaruh Inflasi pada Pengangguran

A. Pengertian Inflasi


           Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
  1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik.

  1. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan. 


Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :
  1. Kelompok Bahan Makanan
  2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
  3. Kelompok Perumahan
  4. Kelompok Sandang
  5. Kelompok Kesehatan
  6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
  7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.



B. Pengangguran dan inflasi
          
          Tingkat pengangguran alamiah tergantung pada berbagai fitur pasar tenaga kerja. Contohnya termasuk undang-undang upah minimum, kekuatan pasar serikat pekerja, peran upah efisiensi, dan efektivitas pencarian kerja.Tingkat inflasi terutama tergantung pada pertumbuhan kuantitas uang, dikendalikan oleh Fed.
Indeks kesengsaraan, salah satu ukuran dari “kesehatan” ekonomi, menambahkan bersama-sama tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Masyarakat menghadapi tradeoff jangka pendek antara pengangguran dan inflasi: Jika kebijakan memperluas permintaan agregat, mereka dapat menurunkan pengangguran, tetapi hanya pada biaya inflasi yang lebih tinggi. Jika mereka kontrak permintaan agregat, mereka dapat menurunkan inflasi, tapi pada biaya pengangguran sementara lebih tinggi. Berikut tabel inflasi berdasarkan Bank Sentral Republik Indonesia:


Bulan/Tahun
Inflasi
Maret 2015
6.38 %
Februari 2015
6.29 %
Januari 2015
6.96 %
Desember 2014
8.36 %
November 2014
6.23 %
Oktober 2014
4.83 %
September 2014
4.53 %
Agustus 2014
3.99 %
Juli 2014
4.53 %
Juni 2014
6.70 %
Mei 2014
7.32 %
April 2014
7.25 %
Maret 2014
7.32 %
Februari 2014
7.75 %
Januari 2014
8.22 %
Desember 2013
8.38 %
November 2013
8.37 %
Oktober 2013
8.32 %
September 2013
8.40 %
Agustus 2013
8.79 %

    










































 

  

          Dan berikut tabel inflasi di Indonesia 3 tahun terakhir menurut bulan:



          Dari hasil pencatatan di pusat statistik negara dapat dilihat bahwa angka inflasi selalu berubah tak pasti kadang tinggi kadang rendah. yang menjadi pertanyaannya adalah apakah inflasi ini berpengaruh terhadap angka pengangguran di suatu daerah? Berikut tabel tenaga kerja di Indonesia.


         Kesamaan perubahan dari tabel inflasi dengan tenaga kerja. Di tahun 2012 ke 2013 angka inflasi bernilai 4.30 dengan tingkat pengangguran 7,310,000 , angka inflasi 2013 sebesar 8,38 dan penganggurannya 7,410,000. Angka inflasai naik 4,08 sedangkan angka pengangguran naik 100,000. sedangkan jika kita lihat jumlah tenaga kerja di tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan dari 120,320,000 turun 150,000 menjadi 120,170,000.
          Peningkatan koordinasi Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan laju inflasi dengan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, menjamin tersedianya dan lancarnya pasokan dan distribusi kebutuhan bahan pokok, menurunkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi, dan meminimalkan gejolak harga yang berasal dari kebijakan administrated price terlihat membuahkan hasil. Laju inflasi kumulatif selama Januari-Mei 2006 sebesar 2,41 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi kumulatif pada periode yang sama tahun 2005(3,76 persen), dan tahun 2004 (2,80 persen). Sementara itu, bila dilihat dari komponen inflasi, selama lima bulan pertama tahun 2006, inflasi ini tercatat sebesar 2,40 persen, inflasi administered prices sebesar 0,86 persen, dan inflasi valatile foods sebesar 5,10 persen.

Sumber:
http://www.bi.go.id/en/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/pengangguran/item255
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Default.aspx 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar