Minggu, 09 Oktober 2016

Penyewaan Jas Hujan Dan Payung Berbasis Web

Cuaca saat ini sudah makin sulit untuk ditebak. Kita tentunya tidak mau terperangkap hujan saat berada dalam perjalanan, terutama bagi penggunaa kendaraan motor dan pejalan kaki. Tentunya itu akan membuang waktu kita yang berharga, kita juga tidak mau pakaian kita terkena basah oleh air hujan. Walaupun jas hujan dan payung sudah banyak yang menjualnya, tapi masih ada orang yang enggan untuk membelinya sehingga mereka memenuhi tempat-tempat umum untuk meneduh dari hujan. Seperti halte bis misalnya, bila halte bis penuh dengan orang-orang yang meneduh dari hujan tentunya akan menghalangi orang lain yang memang ingin naik bis di halte itu.

Berkaitan dengan hal tersebut maka dibuatlah "Penyewaan Jas Hujan Dan Payung Berbasis Web". Inovasi ini dibuat untuk mereka yang masih enggan untuk membeli jas hujan dan payung. Mereka bisa menyewa jas hujan dan payung secara online dan bisa diakses kapan saja. Apalagi dengan maraknya penggunaan internet yang kini bisa diakses tidak hanya di komputer saja, hampir semua handphone sudah bisa mengakses internet dengan mudah. Jumlah payung dan jas hujan yang dibutuhkan pun bisa disesuaikan dengan keadaan saat itu juga. Tentunya ini akan mempermudah masyarakat dan menghemat waktu yang terbuang daripada harus menunggu hujan sampai reda.

Kelas : 4KA06
NPM : 11113614
Nama : Bagus Insan Zarfani

Senin, 27 Juni 2016

Dunia F1



Formula Satu, disingkat F1 (atau bernama lengkap The FIA Formula One World Championship), adalah kelas balapan mobil formula tempat duduk tunggal yang tertinggi.Terdiri dari sejumlah seri balapan yang dikenal dengan istilah Grand Prix. Balapan diselenggarakan di dalam sirkuit atau jalan umum dalam kota yang ditutup untuk umum. Hasilnya menentukan dua gelar juara dunia, satu untuk pembalap dan satu lagi untuk konstruktor. Pada balapan, mobil balap dapat mencapai kecepatan 300 km/h (185 mph) yang dihasilkan oleh mesin yang dapat mencapai tenaga sebesar 900 daya kuda pada putaran mesin sekitar 18.000 rpm (per 2005).  

Eropa adalah pusat tradisi Formula Satu dan tetap menjadi pusatnya hingga sekarang. Sekarang ini Grand Prix telah diadakan di seluruh penjuru dunia, dengan seri balapan baru di Bahrain, RRC, Malaysia dan Turki. Formula Satu adalah balap mobil termahal baik dalam segi produksi maupun olahraganya. Aturan mainnya diatur oleh Fédération Internationale de l’Automobile (FIA), yang bermarkas di Place de la Concorde, Paris. Presidennya yang sekarang adalah Jean Todt, dan secara umum disponsori dan diatur oleh pemegang hak komersial resmi Bernie Ecclestone melalui berbagai perusahaan.

 

F1 Modern

Banyak rekor telah dipecahkan pada kompetisi pada abad ke-21, khususnya di tangan Michael Schumacher, Fernando Alonso, Lewis Hamilton, dan Sebastian Vettel. Awal tahun 2000 merupakan tahun dominasi Michael Schumacher dan tim Ferarri. Pada tahun 2001, Schumacher memecahkan rekor untuk kemenangan terbanyak; rekor sebelumnya dipegang oleh Alain Prost, dengan 51 kemenangan. Pada tahun 2002, Schumacher mencatat rekor klaim juara paling awal dengan menjuarai Grand Prix F1 Perancis 2002 pada bulan Juli tahun itu. Tahun 2003, Schumacher mengklaim gelar juara dunianya yang ke-6, mengalahkan pemegang rekor sebelumnya Juan Manuel Fangio yang memegang gelar juara dunia lima kali. Rekornya sekarang adalah 7 gelar juara dunia. Tahun 2008 Sebastian Vettel menjadi pembalap termuda yang menempati posisi pertama (pole position) saat memimpin babak kualifikasi pada Grand Prix F1 Italia 2008, dan pada besoknya ia menjadi juara balapan termuda dalam sejarah. Walaupun dominasi Ferrari yang kuat, Kimi Räikkönen yang mengendarai McLaren mempunyai kesempatan besar untuk memenangi gelar juara dunia pada seri 2003. Juan Pablo Montoya yang mengendarai Williams juga memiliki kesempatan besar tahun 2003. 

Dominasi kuat Ferrari mencapai titik baliknya pada 25 September 2005, ketika Fernando Alonso memenangkan gelar juara dunia seri 2005 dengan finish pada tempat ke-3 di Grand Prix F1 Brasil 2005 dan juga memecahkan rekor juara dunia termuda menggantikan pemegang rekor sebelumnya Emerson Fittipaldi dari Brasil. Michael Schumacher sebelumnya memegang gelar juara dunia selama lebih dari 1.800 hari. Rekor ini kemudian dipecahkan Lewis Hamilton di musim 2008 dan dipecahkan lagi oleh Sebastian Vettel di musim 2010. Format kualifikasi berganti beberapa kali pada kompetisi tahun 2003. Salah satunya adalah keharusan bagi pembalap untuk memulai balapan dengan jumlah bahan bakar yang sama setelah kualifikasi, yang memaksa tim untuk mencari strategi baru. Peraturan lainnya yaitu pembatasan pemakaian mesin yang sama untuk dua kali balapan. Pembalap yang mengganti mesinnya akan mendapatkan penalti memulai balapan dari posisi paling belakang. Pembalap juga tidak diperkenankan untuk mengganti ban selama balapan berlangsung, kecuali untuk mengganti ban yang rusak sehingga dapat berisiko pada keselamatan pembalap. Beberapa seri balapan pada abad ke-21 juga mempunyai beberapa kontroversial dan skandal. Pada seri Australia tahun 2002, Rubens Barrichello, rekan setim Schumacher di Ferrari yang sedang memimpin diperintahkan untuk membiarkan Schumacher untuk mengambil alih pimpinan lomba. FIA kemudian merespon dengan melarang team order di peraturan yang baru. 

Pada Grand Prix F1 Amerika Serikat 2005 di sirkuit Indianapolis, kompetisi hanya diikuti tiga tim dari keseluruhan 10 tim ketika pabrikan ban Michelin menginformasikan bahwa ban buatannya tidak cukup aman untuk digunakan dalam lomba, sehingga menyebabkan semua tim yang menggunakan bannya untuk tidak mengikuti lomba. Hal tersebut dikarenakan FIA menolak untuk mengganti peraturan mengenai ban. Awal tahun 2000, badan administrasi Formula Satu pimpinan Bernie Ecclestone membuat sejumlah merek dagang termasuk logo resmi dan situs web resmi untuk memberikan Formula Satu identitas perusahaan. Tahun 2005 menandakan berakhirnya era mesin 10 silinder yang digunakan selama lebih dari dua dekade. Mesin baru bersilinder 8 direncanakan untuk diperkenalkan pada awal musim kompetisi 2006.

Kesimpulan :
Salah satu cabang olah raga dimana Indonesia memiliki wakilnya, yaitu Rio Haryanto. Sudah sewajarnya kita harus mendukungnya. Walaupun saya sendiri tidak terlalu mengikuti dunia F1.

Dunia Bulu Tangkis Indonesia



Sejarah bulutangkis di Indonesia sudah cukup lama. Ada yang memperkirakan, bangsa Indonesia sudah mengenal bulutangkis sejak tahun 1930-an. Saat itu, bulu tangkis dinaungi oleh Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulutangkis makin berkembang pasca kemerdekaan. Pada tahun 1947, di Jakarta, berdiri persatuan bulutangkis bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). Dan, pada 5 Mei 1951, terbentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

PBSI lahir di tengah gejolak revolusi. Saat itu, sebagai bangsa yang baru lahir, Indonesia
berjuang keras agar punya prestasi di tingkat dunia. Bung Karno sendiri menggelorakan “Nation Building”. Ia menganjurkan agar olahraga bisa menjadi alat untuk mengenalkan Indonesia pada dunia. Bung Karno kemudian menerbitkan Kepres No 263/1963 untuk mencanangkan Indonesia jadi 10 besar dalam bidang olahraga. Tim bulutangkis segera menerjemahkan keinginan Bung Karno itu. PBSI pun berpartisipasi dalam IBF tahun 1953.

Tahun 1958, Indonesia ikut piala Thomas di Singapura. Awalnya, tim bulutangkis Indonesia belum “direken”. Jaman itu, tahun 1950-an, raksasa bulu tangkis ada di Amerika Serikat, Malaya (Malaysia), Inggris, Denmark, dan Thailand. Namun, siapa sangka, Indonesia justru tampil perkasa. Dua bintang Indonesia, Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile, tampil di “All Indonesian Final”. Yang patut dicatat, zaman itu masih zaman susah. Tidak ada anggaran yang melimpah untuk pembinaan olahraga. Bahkan, untuk memulangkan Ferry Sonnevile yang sedang belajar di Negeri Belanda, PBSI harus mengumpulkan dana melalui “Dompet Ferry Sonnevile” untuk beli tiket pesawat.

“Oleh karena itu maka pada saat Saja memberi restu kepada regu Thomas Cup pertama kali saya telah berkata, hai, anak-anakku, kau pergilah kepertandingan Thomas cup itu. Aku tidak bisa memberi bekal kepadamu daripada restuku dan daripada permintaan kepadamu, supaja engkau sekalian dedicateengkau-punja hidup itu kepada sesuatu hal yang luhur dan suci,” demikian pesan Bung Karno kepada tim Thomas Cup Indonesa.

Tahun 1961, tim bulutangkis Indonesia kembali merebut piala. Indonesia menumbangkan raksasa Thailand di final. Lalu, di piala Thomas 1964 di Tokyo, Jepang, Indonesia kembali menang setelah menumbangkan Denmark. Namun, saat piala Thomas 1967 di Jakarta, Indonesia justru gagal. Penyebabnya, Indonesia diskor karena insiden penonton. Namun, di piala Thomas 1970 di Kuala Lumpur, Malaysia, Indonesia berhasil membalasnya.

Era Kejayaan
Era 1960-an hingga 1970-an boleh disebut era kejayaan bulutangkis Indonesia. Jaman itu muncul legenda besar: Rudy Hartono. Namanya tercatat di Guinness Book of World Records sebagai pemegang rekor All-England. Rudy Hartono merebut juara All-England sebanyak delapan kali. Tujuh kali berturut-turut, yaitu dari 1967 hingga 1974. Kemudian menang lagi di tahun 1976. Saingan terdekatnya, Erland Kops, meraih juara 7 kali.

Sementara tim ganda putra Indonesia, Tjuntjun/Johan Wahjudi, merebut juara ganda putra selama 6 kali. Prestasi itu menyamai rekor Fin Kobbero/Poul Erik Nielsen (Denmark). Tahun 1980-an, China mulai muncul sebagai saingan. Di kejuaraan All-England, Indonesia hanya menjadi juara di tahun 1981, yakni Liem Swie King. Sisanya didominasi oleh China dan Denmark. Di ajang piala Thomas, Indonesia hanya menang saat piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur. Sedangkan piala Uber diborong oleh China.

Tahun 1990-an hingga 2000-an, Indonesia bangkit lagi. Tahun 1992, di Olimpiade Bercelona, Indonesia menorehkan sejarah baru. Dan, sejarah itu dipersembahkan oleh olahraga Bulutangkis. Ini pertama kalinya kontingen Indonesia membawa pulang medali emas. Dahsyatnya, tim bulutangkis Indonesia merebut 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.

Medali emas pertama diraih oleh Susi Susanti di tunggal putri, lalu disusul oleh Alan Budikusuma di tunggal putra. Medali perak dipersembahkan oleh Ardi B Wiranata (tunggal putra) dan Eddy Hartono-Rudy Gunawan (ganda putra). Sementara medali perunggu diraih oleh Hermawan Susanto (tunggal putra).

Empat tahun berikutnya, di Olympiade Atlanta, tim bulu tangkis Indonesia kembali membawa pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Kali ini medali emas dipersembahkan pasangan ganda putra legendaris,  Rexy Mainaky-Ricky Subagja. Sedangkan di piala Thomas Indonesia berhasil menjuarai 5 kali berturut-turut: 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002. Sedangkan di kejuaraan All-England Indonesia juara tiga kali: Ardi Wiranata (1991) dan Haryanto Arbi (1993 dan 1994). Sedangkan di piala Uber, Indonesia menang dua kali: 1994 dan 1996.

Masa surut
Tahun 2000an hingga sekarang, bulutangkis Indonesia mengalami kejatuhan. Sejak 2004 hingga 2012 (era pemerintahan SBY), Indonesia tak pernah lagi membawa pulang piala Thomas dan Piala Uber. Piala All England juga tak pernah lagi dipegang Indonesia.
Di piala Thomas 2012, Indonesia malah tidak masuk di semi-final. Tim Indonesia ditumbangkan Jepang. Itulah pertama-kalinya Indonesia tidak masuk semi-final dalam kejuaraan bergengsi itu.

Apa penyebab kemunduran itu? Banyak yang menyalahkan kepengurusan PBSI. Untuk diketahui, Ketua PBSI saat ini adalah Gita Wirjawan, yang sekarang ini menjabat Menteri Perdagangan. Ini juga masalah: Menteri kok ngurusi olahraga! Jadi menteri saja gak becus, apalagi memimpin PBSI. Karena itu, sudah saatnya pengurus olahraga diserahkan kepada orang-orang yang kompeten. Jangan lagi diserahkan kepada birokrat-birokrat yang tak tahu sama sekali mengenai olahraga. Problem lainnya adalah lambatnya regenerasi. Dibandingkan dengan China, yang merajai bulutangkis dunia saat ini, regenerasi Indonesia sangat lambat. Padahal, negeri ini punya segudang legenda bulutangkis. Faktor lainnya: minimnya dukungan fasilitas, minimnya pembinaan usia dini, dan minimnya kompetisi.

Namun, bagi saya, ada faktor yang lebih krusial yang membuat bulutangkis Indonesia tersungkur. Yakni, bulutangkis tak lagi menjadi olahraga rakyat. Kita makin sulit menemukan lapangan bulutangkis di kampung-kampung. Sementara, di sisi lain, fasilitas olahraga—termasuk GOR—mulai dibisniskan.

Tidak sedikit atlet Indonesia yang berprestasi dulunya pas sekarang sudah pensiun tidak jelas jadi apa. Bahkan ada yang terlantar. Ini juga yang membuat tidak banyak kemauan yang ada dari diri anak-anak Indonesia untuk menjadi atlet. Jika masalah-masalah mampu diatasi dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia bisa bangkit dan berjaya lagi di bulu tangkis dunia.

Kesimpulan:
Saya lebih suka menonton bulu tangkis Indonesia dibandingkan cabang olah raha yang lainnya. Walaupun saya sendiri tidak terlalu mengikuti perkembangan bulu tangkis di Indonesia. Setidaknya bagi saya Indonesia termasuk negara yang patut diperhitungkan dalam hal bulu tangkis.