Kamis, 27 Oktober 2016
Minggu, 09 Oktober 2016
Penyewaan Jas Hujan Dan Payung Berbasis Web
Cuaca saat ini sudah makin sulit untuk ditebak. Kita tentunya tidak mau terperangkap hujan saat berada dalam perjalanan, terutama bagi penggunaa kendaraan motor dan pejalan kaki. Tentunya itu akan membuang waktu kita yang berharga, kita juga tidak mau pakaian kita terkena basah oleh air hujan. Walaupun jas hujan dan payung sudah banyak yang menjualnya, tapi masih ada orang yang enggan untuk membelinya sehingga mereka memenuhi tempat-tempat umum untuk meneduh dari hujan. Seperti halte bis misalnya, bila halte bis penuh dengan orang-orang yang meneduh dari hujan tentunya akan menghalangi orang lain yang memang ingin naik bis di halte itu.
Berkaitan dengan hal tersebut maka dibuatlah "Penyewaan Jas Hujan Dan Payung Berbasis Web". Inovasi ini dibuat untuk mereka yang masih enggan untuk membeli jas hujan dan payung. Mereka bisa menyewa jas hujan dan payung secara online dan bisa diakses kapan saja. Apalagi dengan maraknya penggunaan internet yang kini bisa diakses tidak hanya di komputer saja, hampir semua handphone sudah bisa mengakses internet dengan mudah. Jumlah payung dan jas hujan yang dibutuhkan pun bisa disesuaikan dengan keadaan saat itu juga. Tentunya ini akan mempermudah masyarakat dan menghemat waktu yang terbuang daripada harus menunggu hujan sampai reda.
Kelas : 4KA06
NPM : 11113614
Nama : Bagus Insan Zarfani
Berkaitan dengan hal tersebut maka dibuatlah "Penyewaan Jas Hujan Dan Payung Berbasis Web". Inovasi ini dibuat untuk mereka yang masih enggan untuk membeli jas hujan dan payung. Mereka bisa menyewa jas hujan dan payung secara online dan bisa diakses kapan saja. Apalagi dengan maraknya penggunaan internet yang kini bisa diakses tidak hanya di komputer saja, hampir semua handphone sudah bisa mengakses internet dengan mudah. Jumlah payung dan jas hujan yang dibutuhkan pun bisa disesuaikan dengan keadaan saat itu juga. Tentunya ini akan mempermudah masyarakat dan menghemat waktu yang terbuang daripada harus menunggu hujan sampai reda.
Kelas : 4KA06
NPM : 11113614
Nama : Bagus Insan Zarfani
Senin, 27 Juni 2016
Dunia F1
Formula Satu, disingkat F1
(atau bernama lengkap The FIA Formula One World Championship), adalah
kelas balapan mobil formula tempat duduk tunggal yang tertinggi.Terdiri dari
sejumlah seri balapan yang dikenal dengan istilah Grand Prix. Balapan diselenggarakan
di dalam sirkuit atau jalan umum dalam kota yang
ditutup untuk umum. Hasilnya menentukan dua gelar juara dunia, satu untuk
pembalap dan satu lagi untuk konstruktor. Pada balapan, mobil balap dapat
mencapai kecepatan 300 km/h (185 mph) yang dihasilkan oleh mesin yang
dapat mencapai tenaga sebesar 900 daya kuda
pada putaran mesin sekitar 18.000 rpm (per 2005).
Eropa adalah pusat tradisi Formula Satu dan tetap menjadi
pusatnya hingga sekarang. Sekarang ini Grand Prix telah diadakan di seluruh
penjuru dunia, dengan seri balapan baru di Bahrain,
RRC, Malaysia
dan Turki.
Formula Satu adalah balap mobil termahal baik dalam segi produksi maupun
olahraganya. Aturan mainnya diatur oleh Fédération Internationale de
l’Automobile (FIA), yang bermarkas di Place de la Concorde, Paris. Presidennya yang
sekarang adalah Jean Todt, dan secara umum disponsori dan
diatur oleh pemegang hak komersial resmi Bernie
Ecclestone melalui berbagai perusahaan.
F1 Modern
Banyak rekor telah dipecahkan
pada kompetisi pada abad ke-21, khususnya di tangan Michael Schumacher, Fernando
Alonso, Lewis Hamilton, dan Sebastian
Vettel. Awal tahun 2000 merupakan tahun dominasi Michael Schumacher dan tim Ferarri.
Pada tahun 2001,
Schumacher memecahkan rekor untuk kemenangan terbanyak; rekor sebelumnya
dipegang oleh Alain Prost, dengan 51 kemenangan. Pada tahun 2002, Schumacher mencatat
rekor klaim juara paling awal dengan menjuarai Grand Prix F1 Perancis 2002 pada bulan
Juli tahun itu. Tahun 2003,
Schumacher mengklaim gelar juara dunianya yang ke-6, mengalahkan pemegang rekor
sebelumnya Juan Manuel Fangio yang memegang gelar juara
dunia lima kali. Rekornya sekarang adalah 7 gelar juara dunia. Tahun 2008 Sebastian Vettel
menjadi pembalap termuda yang menempati posisi pertama (pole position)
saat memimpin babak kualifikasi pada Grand Prix F1 Italia 2008, dan pada besoknya
ia menjadi juara balapan termuda dalam sejarah. Walaupun dominasi Ferrari
yang kuat, Kimi Räikkönen yang mengendarai McLaren
mempunyai kesempatan besar untuk memenangi gelar juara dunia pada seri 2003. Juan Pablo Montoya yang mengendarai Williams
juga memiliki kesempatan besar tahun 2003.
Dominasi kuat Ferrari mencapai titik
baliknya pada 25 September 2005, ketika Fernando
Alonso memenangkan gelar juara dunia seri 2005 dengan finish pada
tempat ke-3 di Grand Prix F1 Brasil 2005 dan juga
memecahkan rekor juara dunia termuda menggantikan pemegang rekor sebelumnya Emerson Fittipaldi dari Brasil. Michael
Schumacher sebelumnya memegang gelar juara dunia selama lebih dari 1.800 hari.
Rekor ini kemudian dipecahkan Lewis
Hamilton di musim 2008 dan dipecahkan lagi oleh Sebastian
Vettel di musim 2010. Format kualifikasi berganti beberapa kali
pada kompetisi tahun 2003. Salah satunya adalah keharusan bagi pembalap untuk
memulai balapan dengan jumlah bahan bakar yang sama setelah kualifikasi, yang
memaksa tim untuk mencari strategi baru. Peraturan lainnya yaitu pembatasan
pemakaian mesin yang sama untuk dua kali balapan. Pembalap yang mengganti
mesinnya akan mendapatkan penalti memulai balapan dari posisi paling belakang.
Pembalap juga tidak diperkenankan untuk mengganti ban selama balapan
berlangsung, kecuali untuk mengganti ban yang rusak sehingga dapat berisiko
pada keselamatan pembalap. Beberapa seri balapan pada abad ke-21 juga
mempunyai beberapa kontroversial dan skandal. Pada seri Australia tahun 2002, Rubens Barrichello, rekan setim Schumacher di
Ferrari yang sedang memimpin diperintahkan untuk membiarkan Schumacher untuk
mengambil alih pimpinan lomba. FIA kemudian merespon dengan melarang team
order di peraturan yang baru.
Pada Grand Prix F1 Amerika Serikat 2005
di sirkuit Indianapolis, kompetisi hanya diikuti tiga tim
dari keseluruhan 10 tim ketika pabrikan ban Michelin menginformasikan
bahwa ban buatannya tidak cukup aman untuk digunakan dalam lomba, sehingga
menyebabkan semua tim yang menggunakan bannya untuk tidak mengikuti lomba. Hal
tersebut dikarenakan FIA menolak untuk mengganti peraturan mengenai
ban. Awal tahun 2000, badan administrasi Formula Satu pimpinan Bernie
Ecclestone membuat sejumlah merek dagang termasuk logo resmi dan situs web
resmi untuk memberikan Formula Satu identitas perusahaan. Tahun 2005
menandakan berakhirnya era mesin 10 silinder yang digunakan selama lebih dari
dua dekade. Mesin baru bersilinder 8 direncanakan untuk diperkenalkan pada awal
musim kompetisi 2006.
Kesimpulan :
Salah satu cabang olah raga dimana
Indonesia memiliki wakilnya, yaitu Rio Haryanto. Sudah sewajarnya kita harus
mendukungnya. Walaupun saya sendiri tidak terlalu mengikuti dunia F1.
Dunia Bulu Tangkis Indonesia
Sejarah bulutangkis di Indonesia sudah cukup lama. Ada
yang memperkirakan, bangsa Indonesia sudah mengenal bulutangkis sejak tahun
1930-an. Saat itu, bulu tangkis dinaungi oleh Ikatan Sport Indonesia (ISI).
Bulutangkis makin berkembang pasca kemerdekaan. Pada tahun 1947, di Jakarta,
berdiri persatuan bulutangkis bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia
(PORI). Dan, pada 5 Mei 1951, terbentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia (PBSI).
PBSI lahir di tengah gejolak revolusi. Saat itu,
sebagai bangsa yang baru lahir, Indonesia
berjuang keras agar punya prestasi di tingkat dunia.
Bung Karno sendiri menggelorakan “Nation Building”. Ia menganjurkan agar
olahraga bisa menjadi alat untuk mengenalkan Indonesia pada dunia. Bung Karno
kemudian menerbitkan Kepres No 263/1963 untuk mencanangkan Indonesia jadi 10
besar dalam bidang olahraga. Tim bulutangkis segera menerjemahkan keinginan
Bung Karno itu. PBSI pun berpartisipasi dalam IBF tahun 1953.
Tahun 1958, Indonesia ikut piala Thomas di Singapura.
Awalnya, tim bulutangkis Indonesia belum “direken”. Jaman itu, tahun 1950-an,
raksasa bulu tangkis ada di Amerika Serikat, Malaya (Malaysia), Inggris,
Denmark, dan Thailand. Namun, siapa sangka, Indonesia justru tampil perkasa.
Dua bintang Indonesia, Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile, tampil di “All
Indonesian Final”. Yang patut dicatat, zaman itu masih zaman susah. Tidak
ada anggaran yang melimpah untuk pembinaan olahraga. Bahkan, untuk memulangkan
Ferry Sonnevile yang sedang belajar di Negeri Belanda, PBSI harus mengumpulkan
dana melalui “Dompet Ferry Sonnevile” untuk beli tiket pesawat.
“Oleh karena itu maka pada saat Saja memberi restu
kepada regu Thomas Cup pertama kali saya telah berkata, hai, anak-anakku, kau
pergilah kepertandingan Thomas cup itu. Aku tidak bisa memberi bekal kepadamu
daripada restuku dan daripada permintaan kepadamu, supaja engkau sekalian dedicateengkau-punja
hidup itu kepada sesuatu hal yang luhur dan suci,” demikian pesan Bung Karno
kepada tim Thomas Cup Indonesa.
Tahun 1961, tim bulutangkis Indonesia kembali merebut
piala. Indonesia menumbangkan raksasa Thailand di final. Lalu, di piala Thomas
1964 di Tokyo, Jepang, Indonesia kembali menang setelah menumbangkan Denmark.
Namun, saat piala Thomas 1967 di Jakarta, Indonesia justru gagal. Penyebabnya,
Indonesia diskor karena insiden penonton. Namun, di piala Thomas 1970 di Kuala
Lumpur, Malaysia, Indonesia berhasil membalasnya.
Era Kejayaan
Era 1960-an hingga 1970-an boleh disebut era kejayaan
bulutangkis Indonesia. Jaman itu muncul legenda besar: Rudy Hartono. Namanya
tercatat di Guinness Book of World Records sebagai pemegang rekor All-England.
Rudy Hartono merebut juara All-England sebanyak delapan kali. Tujuh kali
berturut-turut, yaitu dari 1967 hingga 1974. Kemudian menang lagi di tahun
1976. Saingan terdekatnya, Erland Kops, meraih juara 7 kali.
Sementara tim ganda putra Indonesia, Tjuntjun/Johan
Wahjudi, merebut juara ganda putra selama 6 kali. Prestasi itu menyamai rekor
Fin Kobbero/Poul Erik Nielsen (Denmark). Tahun 1980-an, China mulai muncul sebagai saingan. Di
kejuaraan All-England, Indonesia hanya menjadi juara di tahun 1981, yakni Liem
Swie King. Sisanya didominasi oleh China dan Denmark. Di ajang piala Thomas,
Indonesia hanya menang saat piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur. Sedangkan piala
Uber diborong oleh China.
Tahun 1990-an hingga 2000-an, Indonesia bangkit lagi.
Tahun 1992, di Olimpiade Bercelona, Indonesia menorehkan sejarah baru. Dan,
sejarah itu dipersembahkan oleh olahraga Bulutangkis. Ini pertama kalinya
kontingen Indonesia membawa pulang medali emas. Dahsyatnya, tim bulutangkis
Indonesia merebut 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Medali emas pertama diraih oleh Susi Susanti di
tunggal putri, lalu disusul oleh Alan Budikusuma di tunggal putra. Medali perak
dipersembahkan oleh Ardi B Wiranata (tunggal putra) dan Eddy Hartono-Rudy
Gunawan (ganda putra). Sementara medali perunggu diraih oleh Hermawan Susanto
(tunggal putra).
Empat tahun berikutnya, di Olympiade Atlanta, tim bulu
tangkis Indonesia kembali membawa pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 2
perunggu. Kali ini medali emas dipersembahkan pasangan ganda putra legendaris,
Rexy Mainaky-Ricky Subagja. Sedangkan di piala Thomas Indonesia berhasil
menjuarai 5 kali berturut-turut: 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002. Sedangkan di
kejuaraan All-England Indonesia juara tiga kali: Ardi Wiranata (1991) dan
Haryanto Arbi (1993 dan 1994). Sedangkan di piala Uber, Indonesia menang dua
kali: 1994 dan 1996.
Masa surut
Tahun 2000an hingga sekarang, bulutangkis Indonesia
mengalami kejatuhan. Sejak 2004 hingga 2012 (era pemerintahan SBY), Indonesia
tak pernah lagi membawa pulang piala Thomas dan Piala Uber. Piala All England
juga tak pernah lagi dipegang Indonesia.
Di piala Thomas 2012, Indonesia malah tidak masuk di
semi-final. Tim Indonesia ditumbangkan Jepang. Itulah pertama-kalinya Indonesia
tidak masuk semi-final dalam kejuaraan bergengsi itu.
Apa penyebab kemunduran itu? Banyak yang menyalahkan
kepengurusan PBSI. Untuk diketahui, Ketua PBSI saat ini adalah Gita Wirjawan,
yang sekarang ini menjabat Menteri Perdagangan. Ini juga masalah: Menteri kok ngurusi
olahraga! Jadi menteri saja gak becus, apalagi memimpin PBSI. Karena
itu, sudah saatnya pengurus olahraga diserahkan kepada orang-orang yang
kompeten. Jangan lagi diserahkan kepada birokrat-birokrat yang tak tahu sama
sekali mengenai olahraga. Problem lainnya adalah lambatnya regenerasi.
Dibandingkan dengan China, yang merajai bulutangkis dunia saat ini, regenerasi
Indonesia sangat lambat. Padahal, negeri ini punya segudang legenda
bulutangkis. Faktor lainnya: minimnya dukungan fasilitas, minimnya pembinaan
usia dini, dan minimnya kompetisi.
Namun, bagi saya, ada faktor yang lebih krusial yang
membuat bulutangkis Indonesia tersungkur. Yakni, bulutangkis tak lagi menjadi
olahraga rakyat. Kita makin sulit menemukan lapangan bulutangkis di
kampung-kampung. Sementara, di sisi lain, fasilitas olahraga—termasuk GOR—mulai
dibisniskan.
Tidak sedikit atlet Indonesia yang berprestasi dulunya
pas sekarang sudah pensiun tidak jelas jadi apa. Bahkan ada yang terlantar. Ini
juga yang membuat tidak banyak kemauan yang ada dari diri anak-anak Indonesia
untuk menjadi atlet. Jika masalah-masalah mampu diatasi dengan baik, bukan
tidak mungkin Indonesia bisa bangkit dan berjaya lagi di bulu tangkis dunia.
Kesimpulan:
Saya lebih suka menonton bulu
tangkis Indonesia dibandingkan cabang olah raha yang lainnya. Walaupun saya
sendiri tidak terlalu mengikuti perkembangan bulu tangkis di Indonesia.
Setidaknya bagi saya Indonesia termasuk negara yang patut diperhitungkan dalam
hal bulu tangkis.
Langganan:
Postingan (Atom)